Jumat, 26 November 2010

Dinas Pariwisata


Bentuk Garda Pemuda Sadar Wisata
Pengembangan pariwisata tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik, melainkan pula perlu diarahkan pada pemahaman masyarakat terhadap sector kepariwisataan itu sendiri. Dengan orientasi itu, masyarakat sekitar objek wisata diharapkan  ikut membantu meningkatkan kepariwisataan daerah. Salah satu langkah yang perlu segera dilakukan dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten solok adalah membentuk Garda pemuda Sadar Wisata..

Kepala Disparbudpora Drs. Jasman,MM mengatakan , bahwa  sektor pariwisata  ke depan akan menjadi sector unggulan dan  bahkan menjadi arah kebijakan serta pengembangan program Bupati Solok ke depan.  Langkah itu harus diikuti dengan dengan pemgembangan sumber daya manusia, salah satunya melalui pembentukan kelompok sadar wisata.

” Kelompoik sadar wisata yang kita maksudnya adalah dengan memberdayakan pemuda-pemuda disekitar objek wisata agar mereka merasa bertanggung jawab terhadap pengembangan objek wisata itu sendiri, “ ujarnya.
Jasman mengatakan pembentukan Garda Pemuda Sadar Wisata  merupakan bagian dari pembangunan sumber daya manusia  yang berada digaris depan objek wisata. Ia membayangkan ketika kelompok pemuda disekitar obejk wisata diberdayakan dan bahkan kelak akan dilengkapi dengan atribut kepariwisataan, mereka secara terorganisir akan melakukan tugas sebagai instrument kepariwisataan itu sendiri.
“ Yang menjadi momok bagi pengujung objek wisata sekarang ini adalah soal biaya parker atau biaya masuk objek wisata. Mereka kadang menarik  uang parker sesukanya dan bahkan memungut biaya masuk tanpa aturan yang pasti. Kedepan itu harus dikelola oleh pariwisata dengan melibatkan mereka sebagai pelaku kepariwisataan itu sendiri, “ kata Kadis Pawisata Kab. Solok itu.
Dengan pembentukan Garda pemuda Sadar Wisata, diharapkan pihak kepariwisataan bisa pula melakukan pembinaan guna mengembangkan kelompok sadar wisata pada setiap objek wisata  di kecamatan, serta memberikan pengetahuan dan wawasan tentang kepariwistaan dan kebudayaan. Harapan lebih jauh tentunya akan menumbuhkan kesadaran masyarakat agar dapat memelihara kelestarian lingkungan objek wisata  itu sendiri.
Seperti halnya di kawasan objek wisata Taluak Tikalak, atau di panorama danau Dibawah. Kondisinya saat ini cukup memprihatinkan karena tidak dikoordinir secara resmi, sehingga masyarakat terutama pemuda setempat melakukan penarikan biaya masuk dan biaya parker sesukanya. Sementara dampak dari objek pariwisata itu sendiri  bagi pemasukan keuangan daerah berupa retribusi tidak ada sama sekali.
Dengan melakukan pembinaan secara komprehensif, disamping menata fasilitas obejk wisata, juga memberdayakan masyarakat setempat menjadi pelaku wisata, diharapkan potensi obejk wisata Kabupaten Solok nantinya menjadi sumber keuangan daerah dan tentu saja memberi dampak secara perekonomian kepada masyarakat sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar