Jumat, 26 November 2010

Konvention Hall Alahan Panjang

Bakal Diswastanisasikan(?)

Kabupaten Solok terlanjur dikenal sebagai kawasan wisata danau. Danau Kembar sebagai ikon wisata daerah itu dinilai unik yang tidak dimiliki daerah lain, karena adanya danau Diatas dan Dibawah, kadang membuat penasaran banyak orang untuk dtang berkunjung.
Tetapi ironisnya panorama danau kembar yang rancak tidak diiringi dengan manajemen pengelolaan yang bagus oleh praktisi pariwisata setempat. Buktinya selain sejumlah cottage dan vilaa dalam kondisi amburadul, fasilitas air bersih selalu mengalami macet.
Ketika diamati sepanjang Sabtu (25/9) di area convention hall danau Diatas, Alahan Panjang, kecamatan Lembah Gumanti,  membuktikan objek pariwisata tersebut kurang urus. Padahal bangunan penginapan penunjang objek wisata tersebut  dibiayai dengan APBD miliara rupiah.
Kepala dinas Pariwisata Kabupaten Solok Drs. Jasman ikut terpurangah melihat kondisi kamar-kamar vilaa yang berantakan. Selain air bersih yang ditemukan dalam keadaan mati, Jasman juga menyaksikan fasilitas kamar berupa kasur dan lemari serta ruang tamu penginapan yang kacau. Sementara cat pada bagian dinding sudah mulai tak berketentuan.
“ Kita jadi berpikir untuk menswastanisasikan objek wisata ini ke pihak ketiga. Nanti perlu kita bicarakan dengan Bupati Solok, “ ungkap Jasman sembari mengitari ruangan cottage dan vill di convention Hall bersama kepala UPT Pariwisata Danau Kembar.
Menurut Jasman, jika kondisi tersebut dipertahankan, bidang kepariwisataan kabupaten Solok akan tertinggal. Keindahan danau kembar diyakini akan tinggal kenangan bila ini keadaan itu tidak segera disikapi.
Dari laporan sementara, kontribusi objek wisata Konvention Hall hanya mencapai Rp 26 juta setahun. Pendapatan itu merupakan hasil sewa kamar , sewa gedung pertemuan dan hasil penarikan karcis masuk ke lokasi objek wisata.
“ Itu sebuah pendapatan yang kecil sekali, padalah saat ini ada pihak ketiga yang mengelola lokasi convention hall dengan kontribusi sebanyak Rp 50 juta sebulan, “ kata Kadis Pariwisata yang baru dilantik oleh Bupati Syamsu Rahim itu.
Atas kenyataan itu, Jasman kian termotivasi untuk melemparkan wacana menswastanisasikan pengelelolaan objek wisata danau kembar kepada pihak ke tiga. Dengan berbagai item perjanjian yang saling menguntiungkan, tentunya dunia kepariwisataan Kabupaten Solok akan lebih bergairah.***


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar